1. Aturan Penjumlahan.
Jika ada beberapa kegiatan yang saling lepas dan salah satunya harus dilakukan, maka jumlahkan banyak cara melakukan masing-masing kegiatan).
Aturan penjumlahan dipakai jika:
a. Ada beberapa kegiatan berbeda, namun hanya satu yang dilakukan, atau
b. Kita sedang membagi kasus (walaupun ketika membagi kasus, aturan
penjumlahan biasanya dipakai beriringan dengan kaidah atau rumus lain)
Contoh soal :
Pak ridwan ingin membeli 3 mobil baru. Jenis mobil yang bakan dibeli adalah avanza, xenia, dan honda jazz. Peluang membeli masing- masing mobil adalah 0,4:0,3 dan 0,2. Peluang pak andi membeli salah satu mobil adalah
Jawab:
A= kejadian membeli mobil avanza, maka P(A) = 0,4
B= kejadian membeli mobil Xenia, maka P(B) = 0,3
C= kejadian membeli mobil Honda Jazz, maka P(C) = 0,2
A U B U C = kejadian pak Andi membeli salah satu mobil.
Maka, P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C)
= 0,4 + 0,3 + 0,2
= 0,9
Jadi peluang Pak Andi membeli salah satu mobil adalah 0,9.
2. Aturan Perkalian.
Jika ada beberapa kegiatan yang independen dan semuanya harus
dilakukan, maka kalikan banyak cara melakukan masing-masing kegiatan.
Aturan perkalian dipakai jika:
a. Ada satu kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap, atau
b. Ada beberapa kegiatan berbeda yang semuanya harus dilakukan.
Contoh soal:
Ahmad mempunyai 3 buah baju dan 2 celana. 3 bauh baju berwarna putih, hitam, dan batik. 2 buah celana berwarna abu-abu dan coklat. Ada berapa baju dan celana dapat dipakai dengan pasangan yang berbeda?
Cara I : mendaftarkan pasangan dengan diagram, berikut diagramnya:
Cara II : Menggunakan aturan perkalian
1. Unsur pertama adalah baju, ada 3 baju, sehingga a1= 3
2. Unsur kedua adalah celana, ada 2 celana, sehingga a2= 2
3. Total pasangan baju dan celana total pasangan = a1 x a2 = 6
Jadi banyaknya pasangan baju dan celana ada 6 pasang berbeda
Jika ada beberapa kegiatan yang saling lepas dan salah satunya harus dilakukan, maka jumlahkan banyak cara melakukan masing-masing kegiatan).
Aturan penjumlahan dipakai jika:
a. Ada beberapa kegiatan berbeda, namun hanya satu yang dilakukan, atau
b. Kita sedang membagi kasus (walaupun ketika membagi kasus, aturan
penjumlahan biasanya dipakai beriringan dengan kaidah atau rumus lain)
Contoh soal :
Pak ridwan ingin membeli 3 mobil baru. Jenis mobil yang bakan dibeli adalah avanza, xenia, dan honda jazz. Peluang membeli masing- masing mobil adalah 0,4:0,3 dan 0,2. Peluang pak andi membeli salah satu mobil adalah
Jawab:
A= kejadian membeli mobil avanza, maka P(A) = 0,4
B= kejadian membeli mobil Xenia, maka P(B) = 0,3
C= kejadian membeli mobil Honda Jazz, maka P(C) = 0,2
A U B U C = kejadian pak Andi membeli salah satu mobil.
Maka, P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C)
= 0,4 + 0,3 + 0,2
= 0,9
Jadi peluang Pak Andi membeli salah satu mobil adalah 0,9.
2. Aturan Perkalian.
Jika ada beberapa kegiatan yang independen dan semuanya harus
dilakukan, maka kalikan banyak cara melakukan masing-masing kegiatan.
Aturan perkalian dipakai jika:
a. Ada satu kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap, atau
b. Ada beberapa kegiatan berbeda yang semuanya harus dilakukan.
Contoh soal:
Ahmad mempunyai 3 buah baju dan 2 celana. 3 bauh baju berwarna putih, hitam, dan batik. 2 buah celana berwarna abu-abu dan coklat. Ada berapa baju dan celana dapat dipakai dengan pasangan yang berbeda?
Cara I : mendaftarkan pasangan dengan diagram, berikut diagramnya:
Cara II : Menggunakan aturan perkalian
1. Unsur pertama adalah baju, ada 3 baju, sehingga a1= 3
2. Unsur kedua adalah celana, ada 2 celana, sehingga a2= 2
3. Total pasangan baju dan celana total pasangan = a1 x a2 = 6
Jadi banyaknya pasangan baju dan celana ada 6 pasang berbeda
0 komentar
Posting Komentar